BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Secara geografis, Indonesia terletak pada posisi yang
sangat strategis, karena terletak diantara dua Benua (Benua Asia dan Australia)
dan dua samudra (Samudra Indonesia dan Fasifik), yang menjadi titik silang
perdagangan dunia, terdiri ± 17.000 pulau yang kecil dan yang besar, yang
merupakan satu kesatuan yang utuh. Sebagai Negara kepulauan dengan wilayah laut
dua kali lebih luas dari daratan, menempatkan posisi Perhubungan laut sebagai
kedudukan yang paling penting.
1). Syarat Perusahaan Pelayaran
Dalam Pasal 15
Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 1969
tentang Perhubungan laut
yang berisi ketentuan mengenai perusahaan pelayaran harus memenuhi
syarat-syarat:
merupakan perusahaan pelayaran milik negara.
merupakan perusahaan milik pemerintah daerah sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku. merupakan badan hukum berbentuk perseroan terbatas. memiliki satuan-satuan kapal lebih dari satu unit dengan
jumlah minimal 3.000 m3 isi kotor dengan memperhatikan
syarat-syarat teknis/nautus perhitungan untung rugi. tersedianya modal kerja yang cukup untuk kelancaran usaha melaksanakan kebijaksanaan
angkutan laut nusantara. Bila
persyaratan sebagaimana tersebut diatas sudah dipenuhi,
maka perusahaan pelayaran dikenai kewajiban-kewajiban antara lain:
melaksanakan ketentuan
yang ditetapkan dalam surat
perjanjian.
mengumumkan kepada umum mengenai peraturan
perjanjian kapal, tarif dan syarat-syarat pengangkutan.
Pentingnya perusahaa pelayaran di Indonesia usaha jasa
dalam bidang penyediaan ruangan pada angkutan air, atau angkutan laut.
B. Pembahasan Masalah
- Pengertian Pengangkutan
- Pengertian Nama Pihak-Pihak Dalam Pengangkuan Laut
- Manfaat dan Fungsi Pengangkutan Laut
C. Tujuan penulisan
a. Prosedur penanganan dokumen serta dan perusahaan
pelayaran
b. Mengetahuin Daftar name of vessel
c. Mengetahui daftar carrier
D. Kegunaan penulisan
Tugas kuliah yang
akan disusun sangat berarti bagi penulis khususnya dan pembaca atau
Taruna/Taruni Stimart “AMNI” pada umumnya. Adapun kegunaan penulisan ini
adalah :
1. Bagi penyusun
Untuk
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan serta sebagai gambaran bagi taruna dan
untuk dapat mengerti dan memahami mengenai perusahan pelayaran dan name of
vessel
2. Bagi Akademik
Memberikan ilmu pengetahuan dan informasi – informasi yang bermanfaat
bagi taruna – taruni STIMART “AMNI” Semarang
.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian Perusahaan Peyaran
Industri pelayaran merupakan usaha industri jasa
transportasi laut yang memberikan manfaat sangat besar bagi perpindahan suatu
barang melalui perairan, baik secara ’place utility’ maupun time utility.
Berdasarkan kegiatannya pelayaran terbagi atas pelayaran niaga (shipping
business, commercial shipping, merchant marine) dan pelayaran non-niaga. Adapun
berdasarkan trayek yang dilayari terbagi atas kegiatan pelayarannasional dan
kegiatan pelayaran internasional.
Saat ini wilayah Indonesia berada dalam wilayah/rute pelayaran east bond/west bond sehingga pelabuhan-pelabuhan di Indonesia yang berada di rute tersebut merupakan pelabuhan-pelabuhan strategis untuk dikembangkan menjadi pelabuhan ’hub’. Namun sejalan dengan perkembangan perubahan iklim (global warming) kondisi strategis pelabuhan – pelabuhan di Indonesia dapat terancam karena rute pelayaran menunju Barat dapat berubah langsung tanpa melalui wilayah Indonesia (north – west). Sebagai konsekuensi berada pada jalur internasional maka Indonesia harus mematuhi aturan-aturan/konvensi-konvensi terkait ’maritime law’ (hukum laut internasional). Hukum laut internasional mengatur aspek-aspek pelayaran, baik yang berkaitan dengan masalah teknis, hukum positif, maupun yang berkenaan dengan penyelenggaraan atau pengusahaan pelayaran. Meski Indonesia dikenal sebagai negara maritim, namun sampai hari ini kegiatan bisnis pelayaran di Indonesia masih didominasi oleh pelayaran asing, sehingga menjadi tantangan bagi kita untuk menjadikan pelayaran nasional menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Saat ini wilayah Indonesia berada dalam wilayah/rute pelayaran east bond/west bond sehingga pelabuhan-pelabuhan di Indonesia yang berada di rute tersebut merupakan pelabuhan-pelabuhan strategis untuk dikembangkan menjadi pelabuhan ’hub’. Namun sejalan dengan perkembangan perubahan iklim (global warming) kondisi strategis pelabuhan – pelabuhan di Indonesia dapat terancam karena rute pelayaran menunju Barat dapat berubah langsung tanpa melalui wilayah Indonesia (north – west). Sebagai konsekuensi berada pada jalur internasional maka Indonesia harus mematuhi aturan-aturan/konvensi-konvensi terkait ’maritime law’ (hukum laut internasional). Hukum laut internasional mengatur aspek-aspek pelayaran, baik yang berkaitan dengan masalah teknis, hukum positif, maupun yang berkenaan dengan penyelenggaraan atau pengusahaan pelayaran. Meski Indonesia dikenal sebagai negara maritim, namun sampai hari ini kegiatan bisnis pelayaran di Indonesia masih didominasi oleh pelayaran asing, sehingga menjadi tantangan bagi kita untuk menjadikan pelayaran nasional menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
2. Perusahaan Pelayaran
Penyelenggaraan
perusahaan pelayaran dapat dilakukan oleh Badan Hukum Indonesia baik usaha swasta, Badan Usaha milik Negara/Daerah
(BUMN/D) maupun Koperasi. Dari ketiga bentuk badan hukum tersebut diatas, hanya
koperasi dan BUMD yang belum berperan secara signifikan terhadap pengembangan
usaha pelayaran dimaksud. Sedangkan berdasarkan jenisnya usaha pelayaran dapat
dibedakan berdasarkan wilayah (pelayaran lokal, pelayaran pantai, pelayaran
samudera, pelayaran rakyat, pelayaran perintis, pelayaran cross trading). sifat
usaha/ bentuk operasi (Liner service, pelayaran tramper, pelayaran khusus,
pelayaran global, dan pelayaran feeder) dan jenis muatannya. Terkait dengan
bentuk operasi dan jenis muatan tersebut maka penyelenggara pelabuhan harus
menyesuaikan jenis pelayanan dan fasilitas yang dimiliki agar dapat memenuhi
kebutuhan
3. Pihak-pihak yang Terkait dalam
Kegiatan Pelayaran Niaga
Pelayaran niaga terdapat 3
(tiga) pihak yang saling berhubungan hokum satu sama lain yaitu (shipper), Pengangkut barang (carrier), dan
penerima barang (consignee), dimana hak dan kewajiban ketiga pihak tersebut
diatur oleh perundang-undangan nasional/peraturan pemerintah dan beberapa konvensi
internasional yang telah dibentuk guna mengatur masalah pelayaran, baik segi
teknis-nautis pelayaran maupun segi niaganya. Disamping ketiga pihak tersebut,
masih terdapat pihak-pihak yang tidak saling berhubungan hukum/tidak diatur
oleh undang-undang namun memiliki peranan yang yang sangat penting dalam dunia
pelayaran, yaitu: Ekspeditur, perusahaan Pergudangan (warehousing), perusahaan
Bongkar Muat (stevedoring), dan Lembaga Jasa Pengurusan Transportasi dan barang
(Freight Forwader).
Dari
penjelasan tersebut diatas tampak bahwa kegiatan kepelabuhanan merupakan
sebagian kecil dari keseluruhan rantai kegiatan logistik, namun apabila
terdapat kelambatan dalam pelayanan jasa kepelabuhanan akan mengganggu
keseluruhan rantai kegiatan logistik
BAB III
PEMBAHASAN
PT.Traspor Tama Selatan Indonesia
A. Booking
Hotlines:
Sea : (62-21)
65311121 – Air : 081317418577. LCL : 081317418578
Jakarta to :
Los
Angeles – Ausralia – Rotterdam – Southhampton – Antwerp – Ho Chi Minh – Hamburg
– Le Havre - Laem Chabang – Port Klang –
Singapore – Bangkok – Paris Gudang – Manila – Tokyo – Busan – Yokohama – Nagoya
– Shanghai – Hong kong – New Zealand.
We provide total logistic service
to meet your logistic needs from A to
·
Freight forwading –
NVOCC/Consolidation – Customs Clearance – Inland Trasportation – Warehousing
& Distribution – Buyer’s Consolidation – Sea / Air & Air / Sea
Transhipment.
MENTARI GROUP
Head office :
Jl. Arteri Kedoya ( Jl.
Panjang ) No. 1 N/O
Jakarta 11520, Indonesia
ISO 9001 - 2000 Tel
: 622158304717
Fax :
62215804714/15/16
Award Shipping Mentari
Freight
Services
Jakarta 021- 6542081 Jakarta 021 – 58304717
Surabaya 031 – 3286565 Surabaya 031 – 3283425 – 27- 28
Semarang 024 –
7615562 – 63 Bandung 022 – 7513498
Belawan 061 – 4570295
Denpasar
0361- 766923
ECU Line
Jakarta 021 – 58304721
Surabaya 031 – 3284348 – 49 – 50
Bandung 02275513498
Belawan 0614570295
Semarang 024 – 7615562 – 63
Jakarta 02163862050
Surabaya 03132833425
Bandung 0227513498
Belawan 0614570295
Denpasar 0361764303
Semarang 0247615562 – 63
CP World MIP
REEFER LOGISTICS
Jakarta 0216322227 PT.Multi Guna International
Persada
Bandung 0227513498 Tel : (62-21) 8860654 ( hunting )
Belawan 0614570295 Fax : (62-21) 8842443
Semarang 0247615562 – 63
Miracle
Jakarta 021 – 6385411 - Reefer
Logistics
Bandung 0227314692 - Freighat Forwarding
Surabaya 031- 3283425 - Inland Trasport
Semarang 024 – 7615562 – 63 - Agency Cooperation
-
Shipping Agent
-
Customs Clearance
Head Office :
Komp. Persada Kemala Blok 2 No.5
Bekasi Barat, 17145 Indonesia
Adapun
tranportasi melalui air dapat di klasifikasikan pada dua golongan besar, yaitu
transportasi air di pedalaman (inland water ransportation) dan tranportasi Laut
(ocean transport). Dalam transpor air pedalaman itu meliputi transpor yang
memakai jalan sungai, danau, dan kanal yang terdapat di dalam batas wilayah
Negara yang bersangkutan. Sedangkan transpor laut meliputi transpor pelayaran
pantai dan pelayaran samudera, berarti meliputi transpor antar Negara yang
melewati batas Negara yang bersangkutan.
ECU Line
Jakarta 021 – 58304721
Surabaya 031 – 3284348 – 49 – 50
Bandung 02275513498
Belawan 0614570295
Semarang 024
– 7615562 – 63
Land Trasportation and Cargo Services
Phone : (62-21) 5738493
33001001
Fax : (62-21) 57851894
Head
office
Jl. K.
H. Mansyur No. 77 (Karet Kubur)
Jakarta
Pusat – 10220
Email : _jkt@antarnusatrans.com
Trucking : Genral
Cargo
Trucking - Package
Cost Diesel - Removal
Tronton - Project
Cargo
Intercooler - Electronics
Trailler - Motor
Cycle
Cars
Heavy
Equipment
Logistics
& Distribution
Head Office :
Komp. Persada Kemala Blok 2 No.5
Bekasi Barat, 17145 Indonesia
Tabel 9 -3 : 2. NAMA KAPAL (VESSLE) DAN NAMA PENGANGKUT
(CARRIER)
NO
|
Name Of Vessel
|
Carrier
|
1
|
Abu Dhabi
|
UASCK/K- Line/Norasi/ Hanjin/RCL
|
2
|
ACX Charysral
|
Samudra Indonesia
|
3
|
ACX Dahlia
|
KMTC/TSK/Hyundai/Cosco/NYK Line
|
4
|
ACX Hibscus
|
KMT/TSK/Hyundai/Cosco/NYK Line
|
5
|
ACX Magnilia
|
K-Line/TSK Line/Hyundai/Hapag Lioyd
|
6
|
ACX Marguerite
|
KMTC/TSK/Hyundai/Cosco/NYK Line
|
7
|
ACX Mimosa
|
KMTC/TSK/Hyundai/Cosco/NYK Line
|
8
|
ACX Plumeira
|
KMTC/TSK/Hyundai/Cosco/NYK Line
|
9
|
ACX Raflesia
|
KMTC/TSK/Hyundai/Cosco/NYK Line
|
10
|
ACX Sakura
|
KMTC/TSK/Hyundai/NYK
|
11
|
Africa Stra
|
Hamburg Sud/Seth Shispping/China Shipping
|
12
|
Aka Bhum
|
Evergreen Line
|
13
|
Al Abdali
|
UASC/Hanjin
|
14
|
Al Frahidi
|
UASC/Hanjin
|
15
|
Al Mutannabi
|
UASC/Hanjin
|
16
|
Al Shamiah
|
UASC/Hanjin
|
17
|
Al Yamana
|
UASC/Hanjin
|
18
|
Alam Jaya 2
|
Wan Hai
|
19
|
Albert Maersk
|
Maersk Line
|
20
|
Algerian Express
|
CNC/Yang Ming/CMA
|
21
|
Alianca Andes
|
HAMBURG SUD
|
22
|
Alnoof
|
UASC/Hanjin
|
23
|
Altonam
|
Maersk Line
|
24
|
Amasis
|
CMA CGM/ANL
|
25
|
Anda
|
Delmas/Asiatic/China
|
26
|
Anemi
|
CMA CGM/ANL
|
27
|
Aniara
|
wallenius Wilhelmhes
|
28
|
ANL Emblem
|
CGA CGM/ANL/APL/Maersk
|
29
|
ANL Explorer
|
HAMBURG SUD
|
30
|
ANL Georgia
|
Maersk Line
|
31
|
Anna Maersk
|
Maersk Line
|
32
|
Antigoni
|
SITC
|
33
|
Antwerpen Express
|
Maersk Line
|
34
|
AP.Moller
|
Maersk Line
|
No
|
Name Of Vessel
|
Carrer
|
36
|
APL Argentina
|
APL
|
37
|
APL Bangkok
|
HAMBURG SUD
|
38
|
APL Belgium
|
APL/Hyundai
|
39
|
APL Canada
|
APL /Hyundai/MOL
|
40
|
APL Chiwan
|
APL/Norasia
|
41
|
APL Coral
|
APL
|
42
|
APL Cyprine
|
APL/Hyundai
|
43
|
APL Dubai
|
APL/Hyundai
|
44
|
APL Germani
|
APL/Hyundai
|
45
|
APL Guadalajara
|
APL
|
46
|
APL Hibiscu
|
APL
|
47
|
APL Lolite
|
APL/Hyundai/Mol
|
48
|
APL Irealand
|
APL/Norasia/Mol
|
49
|
APL Italy
|
APL
|
50
|
APL Jakarta
|
CMA CGM/ANL/APL/Maersk Line
|
51
|
APL Kobe
|
APL/Norasia
|
52
|
APL Lilac
|
APL
|
53
|
APL Mumbai
|
APL/Norasia
|
54
|
APL Ningho
|
APL
|
55
|
APL Panama
|
APL/CMA CGM/ANL
|
56
|
APL Pearl
|
APL/Hyundai/Mol
|
57
|
APL Qindao
|
APL
|
58
|
APL Qinddao
|
APL
|
59
|
APL Quetzal
|
APL
|
60
|
APL Ruby
|
HAMBURG SUD
|
61
|
APL Scotland
|
APL/Hyundai/Mol
|
62
|
APL Shanghai
|
CMA CGM/ANL/APL/Maersk Line
|
63
|
APL Spain
|
APL
|
64
|
APL Sweden
|
APL/Hyundai
|
65
|
APL Sydney
|
HAMBURG SUD
|
66
|
APL Topaz
|
CMA CGM/ANL/APL/Maersk Line
|
67
|
Apllon I
|
Evergreen Line/HAMBURG SUD
|
68
|
Ariake
|
HAMBURG SUD
|
69
|
Aris I
|
Evergreen Line
|
70
|
Arthur Maersk
|
Maersk Line
|
71
|
Asean Pengasus
|
Heung-A/Sinokor
|
72
|
Athena I
|
Evergreen Line
|
73
|
Axel Maersk
|
Maersk Line
|
No
|
Name Of Vessel
|
Carrer
|
B
|
||
1
|
Bahia Castillo
|
HAMBURG SUD
|
2
|
Bahia Laura
|
HAMBURG SUD
|
3
|
Baltrum Trader
|
CMA CGM/ANL
|
4
|
Banga Bodor
|
CMA CGM/ANL
|
5
|
Banga Borak
|
CMA CGM/ANL
|
6
|
Bangkok
|
Hapa Lioyd/Maersk Line/NYK/OOCLPIL/ACL
|
7
|
Barbartossa
|
PIL/ACL/OOCL
|
8
|
Barito Borneo
|
SPIL
|
9
|
Barzan
|
UASC/Hanjin
|
10
|
Beauty
|
CMA CGM/ANL/Norasia/China Shipping
|
11
|
Belawan CJN III - 39
|
Djakarta Lioyd
|
12
|
Belik Mas
|
Tempuran Emasa
|
13
|
Berlian
|
Mentarai sejati Perkasa
|
14
|
Bhatrah Bhum
|
Maersk Line
|
15
|
Bhatrah Bhum
|
RCL
|
16
|
Bimba i
|
Samudra Indonesia
|
17
|
Bina Golden
|
SPIL
|
18
|
Bina Kenangan
|
SPIL
|
19
|
Bina Star
|
SPIL
|
20
|
Blue Ocean
|
SITC
|
21
|
Bright Gold
|
Maersk Line
|
22
|
Bright Gold
|
Maersk Line
|
23
|
Budi Waja
|
Samudra Indonesia
|
24
|
Bunga Bidara
|
K - Line
|
25
|
Bunga Delima v
|
K - Line
|
26
|
Bungga Kenari
|
K - Line
|
27
|
Bunga Mas 12
|
K - Line
|
28
|
Bunga Pelangi
|
OOCL
|
29
|
Bunga Raya 2
|
Maersk Line
|
30
|
Bunga Raya 1
|
HapaLioyd/Maersk Line/NYK/OOCLPIL/ACL
|
31
|
Bunga Terasek v
|
K - Line
|
32
|
Bunga teratai Dua
|
PIL/ACL/OOCL
|
33
|
Buxcrown
|
Hanjin
|
34
|
Buxhill
|
Hanjin/Sinokor/Heugh - A/MOL
|
35
|
Buxmaster
|
LNL/Gold Stra/Nasional
|
36
|
Buxmoon
|
MCC
|
37
|
Buxsailor
|
Samudra Indonesia
|
No
|
Name
Of Vessel
|
Carrier
|
1
|
Bahia Castillo
|
HAMBURG SUD
|
2
|
Bahia Laura
|
HAMBURG SUD
|
3
|
Baltum Trader
|
Hanji/K-Line/Evergreen Line
|
4
|
Banga Bodor
|
CMA CGM/ANL
|
5
|
Banga Borak
|
CMA CGM/ANL
|
6
|
Bangkok Exspress
|
hapag Lloyd/Maersk
|
7
|
Barbartossa
|
PIL/ACL/OOCL
|
8
|
Bareto Borneo
|
SPIL
|
9
|
Barzan
|
UASC/Hanji
|
10
|
Beauty River
|
CMA CGM/ANL/Norisia/China
|
11
|
Belawan CIJ III-39
|
Djakarta Lloyd
|
12
|
Belik Mas
|
Tempuran Emas
|
13
|
Berlian
|
Mentari Sejati Perkasa
|
14
|
Berlin
Express
|
Maersk Line
|
15
|
Bhatra Bhum
|
RCL
|
16
|
Bimba I
|
Samudra Indonesia
|
17
|
Bina Golden
|
SPIL
|
18
|
Bina Kenanga
|
SPIL
|
19
|
Bina Star
|
SPIL
|
20
|
Blue Ocean
|
SITC
|
21
|
Bright Gold
|
Maersk Line
|
22
|
Budi Aman
|
Samudra Indonesia
|
23
|
Budi Waja
|
PIL/Delmas/RCL/APL/MOL/K-
|
24
|
Bunga Delima V
|
K - Line
|
25
|
Bunga Kenari V
|
K - Line
|
26
|
Bunga Mas 12
|
K - Line
|
27
|
Bunga Raya Dua
|
K - Line
|
28
|
Bunga Pelangi
|
OOCL
|
29
|
Bunga Raya Dua
|
Maersk Line
|
30
|
Bunga Raya Satu
|
Hampang Lloyd/Maersk Line/NYK Line /OOCL
|
31
|
Bunga Terasek V
|
K - Line
|
32
|
Bunga Teratai Dua
|
PIL/Hyundai/OOCL/MOL
|
33
|
Buxcrown
|
Hanji
|
34
|
Buxmaster
|
Hanjin/Sinkor/Heung-A/AMOL
|
35
|
Buxmaster
|
LNL/Gold Star/Norasi
|
36
|
Buxmoon
|
MCC
|
37
|
Buxsailor
|
Samudra Indonesia
|
No
|
Name
Of Vessel
|
Carrier
|
C
|
||
1
|
Cahya Mas
|
Tempuran-Emas/Meratus
|
2
|
Cai Yun He
|
Hamburg Sud/Senth
|
3
|
Cala Paguro
|
HAMBURG SUD
|
4
|
Cala Pinguino
|
HAMBURG SUD
|
5
|
Cala Purna
|
HAMBURG SUD
|
6
|
California Senator
|
K-Line/USAC/Norasi/Hanji
|
7
|
Canna
|
SPIL
|
8
|
Cap Agular
|
Hamburg Sud/Senth
|
9
|
Cap Beatrice
|
HAMBURG SUD
|
10
|
Cap Beaufort
|
HAMBURG SUD
|
11
|
Cap Bianco
|
HAMBURG SUD
|
12
|
Cap Colville
|
HAMBURG SUD
|
13
|
Cap Colville
|
Evergreen Line
|
14
|
Cap Gilbert
|
HAMBURG SUD
|
15
|
Cap Gregory
|
HAMBURG SUD
|
16
|
Cap Harriett
|
HAMBURG SUD
|
17
|
Cap Manule
|
HAMBURG SUD
|
18
|
Cap Melville
|
Evergreen Line/CMACGM/ANL/Norasi
|
19
|
Cap Pallister
|
HAMBUTG SUD
|
20
|
Cap Pallister
|
HAMBUTG SUD
|
21
|
Cap Pasley
|
HAMBUTG SUD
|
22
|
Cap Portland
|
HAMBUTG SUD
|
23
|
Cap Portland
|
HAMBUTG SUD
|
24
|
Cap Reiga
|
Hamburg sud/seth Shipping/China Shipping
|
25
|
Cap San Nicolas
|
HAMBURG SUD
|
26
|
Cap Arago
|
APL/RCL
|
27
|
Cape Bonavista
|
Gold Star
|
28
|
Cape Charles
|
Samudera Indonesia
|
29
|
Cape Conway
|
AAL
|
30
|
Cape Creus
|
Everagree Line/Maersk Line
|
31
|
Cape Delfaro
|
AAL
|
32
|
Cape Flint
|
MCC
|
33
|
Cape Franklin
|
MCC/Puhai
|
34
|
Cape Frio
|
PIL/ACL
|
35
|
Cape Hastings
|
AAL
|
36
|
Cape Moreton
|
AAL
|
37
|
Cape Nelson
|
AAL
|
No
|
Name
Of Vessel
|
Carrier
|
D
|
||
1
|
Da Seng
|
Samudera Indonesia/Hapag Lloyd
|
2
|
Da Xin
|
K-Line
|
3
|
Dainty River
|
Evergeen
|
4
|
Dalian
|
RCL/Jambatan Merah/NYK Line/MOL/Delmas
|
5
|
Danu Mas
|
Tempuran Emas
|
6
|
Daya II
|
Djakarta Lloyd
|
7
|
DD Sucess
|
Asiatic
|
8
|
Delmas Forbin
|
Delmas
|
9
|
Delmas Kenya
|
Maersk Line
|
10
|
Delmas Forbin
|
Delmas
|
11
|
Dong He
|
Cosco
|
12
|
Dover Strait
|
Wan Hai
|
13
|
Dubai Ambiton
|
Samudera Indonnesia
|
14
|
Dubai World
|
China Shipping
|
E
|
||
1
|
Eagle Excellence
|
APL
|
2
|
Eaglle Exppers
|
UASC/Evergreen Line
|
3
|
Eagle Strength
|
APL
|
4
|
EAX S Sincerty
|
Maersk Line
|
5
|
Eibe Qidendorff
|
Samudera Indonesia
|
6
|
Ellen S
|
MCC
|
7
|
Empress Dragon
|
Yang Ming/K-Line/Cosco/Hanjin
|
8
|
Empress Heaven
|
Yang Ming/K-Line/Cosco/Hanjin
|
9
|
Erawart Bridge
|
K-Line
|
10
|
Ever Apex
|
Evergreen Line/Wan Hai/ Maersk Line/ Cosco/MCC
|
11
|
Ever Garden
|
Evergreeen
|
12
|
Ever Gather
|
Evergreeen
|
13
|
Ever Genius
|
Evergreen Line Line/MCC
|
14
|
Ever Given
|
Evergreen Line
|
15
|
Ever Given
|
Evergreen Line
|
16
|
Ever Good
|
Evergreen Line
|
17
|
Ever Govern
|
Evergreen Line
|
18
|
Ever Guard
|
Evergreen Line /Cosco
|
19
|
Ever Guide
|
Evergreen Line
|
20
|
Ever Uberty
|
Evergreen Line
|
21
|
Ever Unique
|
Evergreen Line
|
22
|
Ever Ursula
|
Evergreen Line
|
C. Etika Bisnis di Era Globalisasi
Bisnis
merupakan sebuah kegiatan yang telah mengglobal. Setiap sisi kehidupan diwarnai
oleh bisnis. Dalam lingkup yang besar, Negara pastinya terlibat dalam proses
bisnis yang terjadi. Tiap-tiap Negara memiliki sebuah karakteristik sumber daya
sendiri sehingga tidak mungkin semua Negara merasa tercukupi oleh semua sumber
daya yang mereka miliki. Mulai dari ekspedisi Negara Eropa mencari
rempah-rempah di Asia sampai perdagangan minyak Internasional merupakan bukti
bahwa dari dulu sampai sekarang sebuah Negara tidak dapat bertahan hidup tanpa
keberadaan bisnis dengan Negara lainnya. Dewasa ini, pengaruh globalisasi juga
menjadi faktor pendorong terciptanya perdagangan internasional yang lebih luas.
Kemajemukan ekonomi dan sistem perdagangan berkembang menjadi sebuah kesatuan
sistem yang saling membutuhkan. Ekspor-Impor multinasional menjadi sesuatu yang
biasa. Komoditi nasional dapat diekspor menjadi pendapatan Negara, serta
produk-produk asing dapat diimpor demi memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.
aingan bisnis dapat berbentuk persaingan yang sehat atau sempurna dan
persaingan yang tidak sehat.
D. Persaingan sehat
Persaingan
sehat dalam arti positif, adalah sarana atau motivasi dalam bidang industry
untuk menumbuhkan gairah, untuk menciptakan kualitas dan barang dari segi
mutunya. Persaingan sehat bertujuan untuk meningkatkan daya saing dengan
menggunakan cara-cara efisien, meningkatkan produktivitas, mutu dan pelayanan
maksimal kepada masyarakat. Para pengusaha diisyaratkan berpsikap ksatria dalam
menghadapi persaingan sehat. Ini dilakukan dalam praktik bisnis dengan tidak
melanggar etika bisnis.
Dalam struktur persaingan sempurna
ada cirri-ciri khusus, yaitu:
a) Terdapat
banyak pembeli dan penjual
b) Produk yang
ditawarkan banyak dan homogeny
c) Tidak ada
larangan masuk pasar.
d) Perolehan
yang cukup terhadap informasi pasar.
BAB IV
PENUTUP
1.
Kesimpulan
(kesimpulan) Setiap organisasi atau industri atau
perusahaan pasti mempunyai dua jenis permasalahan atau tantangan yang
dihadapinya yaitu permasalahan lingkungan internal dan permasalahan lingkungan
eksternal. Semakin besar suatu organisasi maka semakin komplek juga implikasi
yang dihadapi, salah satunya adalah proses pengambilan keputusaan semakin sulit
dan rumit. Secara internal, manajemen dihadapkan kepada tuntutan dan pemuasan
kepentingan dari berbagai pihak, baik itu di dalam organisasi maupun di luar
organisasi. Secara eksternal, manajemen dihadapkan pada suatu lingkungan yang
sifatnya tidak menentu dan suasana yang tidak pasti dimasa depan seperti
terjadi globalisasi ekonomi, perubahan geopolitik dan lain sebagainya. Untuk
itulah dibutuhkan suatu strategi.
Meski banyak pakar mengartikan arti strategi dengan
berbagai definisi namun dapat disimpulkan bahwa strategi mempunyai pengertian
yang mendasar adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat
oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu
organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut. Jadi strategi dapat
merupakan:
1.
Game plan manajemen untuk
memperkuat posisi perusahaan, memuaskan konsumen dan mencapai target kinerja
yang sudah ditentukan
2.
Rencana untuk menyerang/bersaing
(a plan of attack)
3.
Suatu proses dimana senior
executive melaksanakan analisis SWOT sebagai upaya untuk menentukan strategi
pasar yang ‘mengklopkan’ kemampuan perusahaan dengan peluang pasar yang ada
4.
Adalah penentuan tujuan jangka
panjang perusahaan dan pemilihan rencana tindakan/kegiatan beserta alokasi
sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Berbagai organisasi bisnis dapat dikategorikan dalam dua
kategori besar yaitu organisasi bisnis yang hanya terlibat dalam satu bidang
usaha dan organisasi bisnis yang terlibat dalam berbagai bidang usaha. Untuk
organisasi yang hanya terlibat dalam satu bidang bisnis, maka tingkatan
strategi hanya terbagi dua yaitu:
2.
Saran
Yang perlu dilakukan dalam era globalisasi ini ialah
mempersiapkan SDM yang unggul dan kompeten dibidangnya masing-masing. Posisikan
SDM dengan kemampuan dan ketrampilan yang mereka miliki dengan bidang pekerjaan
yang harusnya mereka kuasai dan pahami. Agar kerja mereka bisa maksimal
dengan potensi yang mereka miliki.
Berdasarkan pembahasan di atas, menurut pendapat saya, di
era globalisasi ini kita harus bertindak cepat dalam menghadapi setiap masalah,
terutama untuk menghadapi permasalahan SDM. SDM di Indonesia masih jauh dari
tingkat keefektifan dalam menghadapi era globalisasi. Di Indonesia masih
terlalu percaya pada SDM asing, terutama untuk bisnis bertaraf internasional
Kita sebagai SDM Indonesia tidak boleh hanya tinggal diam dalam menghadapi
tantangan global ini. Kita tidak boleh kalah bersaing dengan SDM asing, SDM
Indonesia harus lebih kreatif dan inovatif untuk menciptakan produk-produk yang
lebih berkualitas, jadi kita tidak hanya sebagai manusia yang konsumtif
tapi juga produktif SDM di Indonesia juga harus bisa menunjukkan kepada
dunia bahwa kita mampu untuk bersaing dalam perdagangan bebas di era
globalisasi ini. Oleh Karena yaitu sebaiknya kita harus lebih konsisten, cepat
bertindak dan selalu melakukan inovasi agar perusahaan yang ada di Indonesia
tidak terkalahkan oleh perusahaan global
DAFTAR PUSTAKA
Drs.
H. Abbas, Salim, MA., 1994. Manajemen
Pelayaran Niaga dan Kepelabuhanan. Penerbit : Pustaka Jaya
makasih
BalasHapus